Rabu, 01 Desember 2010

Keistimewaan sholat dhuha




Dalam arti yang cukup sederhana, definisi shalat bisa diartikan sebagai berikut: Shalat adalah ibadah yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Tak terkecuali apakah shalat wajib (duhur, asar, maghrib, isya’ dan subuh) atau shalat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah seperti shalat sunnah istikharah, tahajjud, hajat, dhuha dan lain-lain.

Ketika seseorang akan melaksanakan shalat, maka diwajibkan terlebih dahulu untuk mengambil wudlu’. Dalam sebuah kitab disebutkan bahwa wudlu’ adalah nur – al wudlhuu nur – (cahaya). Orang yang selesai mengambil wudlu’ akan memiliki aura, wajah yang berseri-seri di hadapan Allah baik di dunia atau di akhirat begitu juga akan tampak di mata manusia.

Kenapa seseorang yang akan melaksanakan shalat diwajibkan untuk mengambil wudlu’ terlebih duhulu? Karena shalat merupakan terminal raga dan kebutuhan jiwa manusia untuk menuju Sang Khaliq. Shalat adalah merupakan cahaya yang berkilauan dalam hati orang yang beriman, yang memancarkan sinar pada wajahnya dan tercermin dalam tingkah dalam kehidupan sehari-hari. Shalat sebagai alat komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Allah. Maka sangat tepat sekali jika seseorang akan minta sesuatu apa saja, lebih tepatnya dengan melakukan shalat. Shalat wajib atau sunnah.

Orang yang melakukan shalat sunnat, baik itu shalat hajat, shalat dhuha atau shalat tahajjud akan memetik buah dari beberapa keistimewaan yang ada. Misalnya orang yang melaksanakan shalat tahajud hasilnya bisa dibuktikan dengan janji dalam Al-Qur’an bahwa “Barangsiapa yang melaksanakan shalat sunnah (tahajjud) pada waktu sepertiga malam, maka Allah berjanji akan menempatkan orang – yang melakukan shalat tahajjud – itu pada tempat yang sangat mulai, maqamam mahmudah.

Dalam logika kita, kalau dalam pandangan Tuhan sudah ada pada tempat yang mulia (maqamam mahmudah), secara otomatis di mata manusia derajatnya akan lebih mulia. Bisa kita tilik beberapa prestasi yang telah dicapai oleh orang-orang yang mencoba untuk membuktikan janji Allah yang dalam Al-Qur’an. Yakni Prof Muhammad Saleh dengan bukunya Terapi Tahajjud atau bukunya penulis buku ini yang Berjudul Mukjizat Tahajjud dan Subuh dan masih banyak contoh-contoh lain yang sukses melalui terapi lewat shalat.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan, dan kebutuhan-kebutuhan itu tidak (pernah) ada habisnya. Bahkan setiap hari kebutuhan seseorang semakin bertambah dan tidak bisa dihentikan, kecuali oleh kematian. Oleh sebab itulah ketika kita membutuhkan sesutau, shalat di sini akan memainkan perannya. Maka laksanakanlah shalat-shalat sunnah (tanpa harus mengesampingkan kecintaannya pada shalat fardu yang lima waktu) sebagaimana yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Misalnya ketika seseorang bingung dalam memilih sesuatu untuk dilaksanakan –ada dua pilihan sama-sama menjadi pilihan– seperti mau lamar pekerjaan, memilih jodoh, atau yang lain-lainnya, maka dianjurkan untuk shalat istikhara; memohon kepada Allah untuk ditunjukkan mana yang terbaik. Kemudian merasa Anda banyak berbuat dosa, banyak melakukan hal yang dilarang oleh agama –selama kesalahan yang diperbuat tidak ada kaitannya dengan sesama manusia– maka shalatlah taubat; minta ampunan kepada Allah atas segala dosa yang diperbuatnya. Ada juga ketika mereka terkena musibah yang berupa kesulitan dalam memperoleh makanan disebabkan oleh kekeringan disebabkan oleh lamanya tidak ada hujan, maka laksanakanlah shalat istisqa’; minta kepada Allah cucuran air hujan dari langit untuk membasahi bumi.

Mukjizat Dhuha

Kalau kita amati disekitar kita, setiap pagi setiap orang di dunia disibukkan dengan usaha, aktivitas dan urusannya masing-masing. Entah itu bekerja di kantor yang jadi pegawai, ngajar disekolah yang berprofesi jadi guru, mencari penungpang yang jadi sopir atau becak, mencari berita bagi yang jadi wartawan, menaiki perahu bagi yang nelayan dan pergi kesawah sambil membawa cangkul bagi yang pekerjaannya hidupnya sebagai petani, ada yang ke pasar, ke took dan lain sebagainya. Semua itu adalah pekerjaan yang baik karena mau bekerja dan berkarya. Karena kalau kita baca sejarah, semua para Nabi bekerja keras. Tidak ada Nabi yang kerjanya hanya menunggu keajaiban rezeki yang datang dari langit. Tetapi ditengah kesibukannya – sebelum memulai usahanya – para utusan Allah itu melakukan permohonan kepada Allah untuk dilancarkan usahanya. Seperti melakukan shalat dhuha atau yang lainnya.

Waktu dhuha adalah waktu yang penuh dengan fadhilah, terutama untuk mengawali aktivitas, baik yang bersifat duniawi (bisnis) atau yang bersifat ukhrawi. Kenapa disebut waktu yang penuh fadilah? Karena saat itu manusia sibuk dengan usuhanya sendiri-sendiri dan terkadang lupa akan Tuhannya, sepertinya yang mereka lakukan adalah hasil jerih usuhanya sendiri. Mereka banyak yang lupa bahwa rezeki yang ia dapatkan adalah datang dan merupakan anugerah (memberian) dari Allah.

Sampai saat ini, shalat dhuha dikenal oleh banyak orang sebagai salah satu shalat untuk melancarkan rezeki dan bisa memperpanjang umur. Tidak sedikit orang yang sukses di dunia ini yang keluar dari (madrasah) shalat dhuha dan shalat sunnah lain seperti tahajjud. Karena Rasulullah menganjurkan bagi pengikutnya sebelum melakukan aktivitas seharus shalat dhuha terlebih dahulu. Shalat dhuha menjadi pintu awal untuk kesuksesan seseorang dalam aktivitasnya. Karena dhuha merupakan media untuk minta sesuatu kepada Sang Rahman dan Sang Rahim.


Salah satu sholat sunnah yg dicontohkan Rasululloh SAW adalah sholat sunnah Dhuha. Bahkan beliau menjadikan sholat dhuha ini sebagai salah satu wasiat beliau, sebagaimana hadits berikut:
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan: ” Kekasihku, Rasulullah SAW berwasiat kepadaku mengenai tiga hal :
a) agar aku berpuasa sebanyak tiga hari pada setiap bulan,
b) melakukan sholat dhuha dua raka’at dan
c) melakukan sholat witir sebelum tidur.” ( H.R. Bukhari & Muslim ).

Aku sendiri melakukan sholat dhuha, salah satunya untuk meluruskan niatku kuliah&bekerja, yakni menjadikan kuliah&kerja sebagai ibadah. Karena seringkali orang bekerja dg tujuan hanya mencari uang (duniawi) semata, sehingga melupakan aspek ibadah (akhirat).

Sementara itu, manfaat sholat dhuha sendiri, dari beberapa ustad, antara lain:
1. Agar dilapangkan dada dalam segala hal, terutama rejeki.
2. Ungkapan terimakasih kita kepada ALLOH SWT, atas nikmat sehat tubuh kita.
3. Pelindung kita untuk menangkal siksa api neraka di Hari Pembalasan (Kiamat) nanti.
4. Mendapat ganjaran surga, sesuai dengan hadits Rasululloh SAW,“Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab ad-dhuha ( pintu dhuha ) dan pada hari kiamat nanti ada orang yang memanggil,” Dimana orang yang senantiasa mengerjakan sholat dhuha ? Ini pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang Allah.” ( H.R. at-Tabrani).

Waktu sholat dhuha sendiri, berdasarkan contoh Rasululloh SAW, berkisar sekitar pukul 7 pagi - 10 pagi. Dengan demikian, bisa dikatakan, sholat dhuha = sholat untuk ‘memulai’ aktivitas (sebelum berangkat bekerja).

Sementara jumlah raka’atnya, minimal 2 raka’at dan maksimal 12 raka’at. Sholat dhuha bisa dilakukan sebelum berangkat ke kantor, atau segera setelah tiba di kantor. Anda bisa pilih, mana kondisi yang cocok untuk anda.

Sedangkan untuk surat yg dibaca, aku senantiasa membaca Adh Dhuha(93) di raka’at pertama dan Al Ikhlas(112) di raka’at kedua, dengan alasan sebagai berikut:
1. Adh Dhuha = sesuai dengan sholat sunnah yg aku lakukan. Di samping itu, isi dari surat 93 ini ALLaH SWT akan memberi kecukupan kepada hamba2-Nya. Selain itu, surat ini juga mengingatakan kita agar tidak sewenang-wenang terhadap anak yatim, juga tidak menghardik orang yang meminta-minta (pengemis) kepada kita.

Justru pada surat ini, ALLaH SWT menyuruh kita agar berbagi rejeki yg telah diberikan-Nya, kepada orang lain yang membutuhkan.

2. Al Ikhlas = untuk memperkuat iman (tauhid), bahwa hanya ALLaH SWT yg berhak disembah. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan membaca Al Ikhlas, aku berharap agar jika maut menjemputku, maka iman tidak lepas dari qalbuku.


Demam Berdarah Dengue

            
Penyakit demam berdarah sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Kendati gencar didengungkan, kasusnya hingga kini masih tetap tinggi, terutama pada anak-anak. Untuk itu, perlu pengetahuan prosedur penanganan demam yang tepat.

           DEMAM berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang masuk dan bersiklus di dalam tubuh nyamuk. Si belang aedes aegypti adalah biang penyebar penyakit mematikan ini. Hidup bersih dengan tidak membiarkan ada satu pun jentik nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar merupakan upaya pencegahan terbaik.

           Perlu diingat, DBD bisa mengancam setiap saat dan tak lagi kenal musim! Dokter umum dan kolumnis kesehatan dr Handrawan Nadesul mengatakan, pihak medis belum mampu melawan virus dengue, sebab obat untuk virus penular DB ini belum ditemukan. Namun, pada dasarnya DBD dapat ditanggulangi kalau tidak terlambat mendapat pertolongan medis. Hanya sebagian kecil kasus yang tergolong parah atau dengue shock syndrome, ujarnya.

Agar tidak terlambat, masyarakat perlu diajarkan mengenali penyakit dan gejala DBD lebih dini, seperti demam, kebocoran pembuluh darah, perdarahan dan pembesaran hati. Selain itu, bekali diri dengan pengetahuan tata laksana penanganan demam yang tepat. Dengan begitu orangtua tak perlu panik jika anaknya telanjur terkena demam.

Gejala demam bisa terjadi secara mendadak dan berlangsung selama 2-7 hari. Demam pada penderita DBD sering disebut demam pelana kuda, sebab suhu tubuh penderita cenderung turun-naik (3 hari panas, hari ke-4 turun, dan naik lagi pada hari ke-5). Perubahan suhu ini sering kali mengecoh para ibu. Saat suhu tubuh anak yang tadinya tinggi lalu menurun, si ibu mengira si anak sudah sembuh. Padahal bisa jadi anak mengalami shock, kata spesialis anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM dr Hindra Irawan Satari Sp A (K) MTrop Med.

Fase infeksi dengue terbagi tiga, yaitu fase demam, kritis, dan penyembuhan. Pada fase demam, ibu bisa melakukan beberapa terapi demam seperti pemberian obat penurun panas, kompres hangat,dan terapi suportif melalui pemberian oralit, larutan gula-garam, jus buah dan susu. Tidak harus jus jambu merah, yang penting pastikan anak mendapat asupan cairan dengan cara minum. Jika anak bisa buang air kecil setiap 4-6 jam, itu bisa jadi indikator bahwa cairannya sudah cukup. Selain itu, ukur suhu tubuhnya setiap 46 jam,
                Dari ketiga fase tersebut, yang paling krusial adalah penanganan pada fase kritis. Fase ini biasanya terjadi pada hari ke-4 dan ke-5 perjalanan penyakit, dan berlangsung 24-48 jam. Obat antidemam tidak lagi diberikan pada fase ini. Tata laksana yang umum dilakukan adalah dengan mencatat tanda vital serta asupan dan keluaran cairan; memberikan oksigen pada kasus yang disertai shock; menghentikan perdarahan, kecuali kalau hanya mimisan tidak masalah; serta menghindari tindakan yang tidak perlu (misalkan pemberian obat atau zat-zat yang bisa menimbulkan traumatik).

                 Pada fase kritis umumnya penderita tidak bisa makan dan minum karena tidak nafsu makan atau muntah-muntah. Jadi harus benar-benar dirawat.  Pada fase itu jumlah cairan juga tetap harus mencukupi agar terhindar dari risiko perdarahan. Jika penderita tidak dapat makan dan minum melalui mulut (apalagi terjadi shock), maka dokter biasanya akan mengindikasikan pemberian cairan infus.  Menjaga tubuh dari dehidrasi juga penting dilakukan agar demam tidak berkembang menjadi shock. Darah pasien DBD mengental karena plasma darah keluar dari pembuluh darah. Semakin kental,semakin terancam shock. Padahal, shock mengancam apabila kekurangan cairan, Adapun pertanda dehidrasi berupa kulit, bibir dan lidah menjadi kering; tampak kehausan, sudah lama tidak buang air kecil, dan kelenturan kulit menurun bila kulit dinding perut dicubit tidak bisa membal kembali. Adapun tanda-tanda kalau sudah terancam shock: nadi cepat namun melemah, berkeringat dan kulit dingin. Hal lain yang tak kalah penting dalam penanganan DBD adalah pemeriksaan darah di laboratorium medis.

              Ini penting untuk mengetahui terjadinya kebocoran plasma darah.Selama ini yang sering disebut-sebut dalam DBD adalah penurunan kadar trombosit. Padahal, penderita juga mengalami penurunan jumlah sel darah putih. Jadi untuk mengetahui kebocoran plasma, pemeriksaan darah harus dilakukan dengan lengkap,Irawan Satari.

Parasetamol Lebih Aman
            
DEMAM merupakan mekanisme alamiah tubuh dalam menetralisir virus yang masuk. Namun, ada yang kurang tepat dalam hal penatalaksanaan demam. Masyarakat sering kali menganggap sebagai sesuatu yang lumrah. Akibatnya, sikap mengobati sendiri menjadi kecenderungan mayoritas masyarakat Indonesia (swamedikasi). Tak jarang para ibu memilih obat antidemam secara acak dengan bekal wawasan ihwal obat yang seadanya dan terbatas. Banyak orangtua yang melakukan pengobatan sendiri dengan memberikan anak mereka obat penurun demam yang dijual bebas tanpa mengetahui kandungan obat dan kontraindikasi dari obat tersebut, ungkap dr Handrawan Nadesul. Obat antidemam (antipyreticum) memang boleh dijual bebas (over the counter). Beberapa golongan obat antidemam yang beredar di pasaran meliputi golongan parasetamol (disebut juga dengan acetaminophen atau APP), asam salisilat (acetylsalicylate acid) dan ibuprofen. Perbedaan terletak pada derajat antidemam dan antinyeri, selain juga efek sampingnya. Kendati sama-sama obat pereda panas, tidak semua jenis obat itu memiliki fungsi yang sama untuk semua kasus demam. Jadi indikasi pemakaian juga harus tepat. Karenanya secara medis diperlukan sikap memilih yang bijak. Dalam hal ini masyarakat perlu diberdayakan untuk mengenali,
           Sebuah riset independen terkini mengungkapkan bahwa sekitar 78% konsumsi obat penurun demam di wilayah perkotaan di Indonesia adalah produk yang mengandung asam asetilsalisilat. Padahal, jenis bahan aktif ini tidak sesuai untuk konsumsi anak-anak karena diduga berkaitan dengan sindroma Reye, yang ditandai dengan gejala tidak sadar dan gangguan fungsi hati. Selain itu, banyak konsumen yang tidak menyadari bahwa baik asam asetilsalisilat maupun obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen mempunyai indikasi kontra pada demam dengue maupun DBD. Akibatnya, dapat menimbulkan risiko perdarahan pada infeksi dengue. Berdasarkan rekomendasi WHO 1997, pemakaian obat antidemam golongan parasetamol lebih tepat untuk meredakan demam DBD. 
           Obat pilihan pertama untuk menurunkan demam pada dengue adalah parasetamol. Hal ini harus diikuti dengan asupan cairan yang cukup seperti oralit, jus buah, susu, dan lain-lainnya, dalam hal menurunkan panas,parasetamol mungkin kalah dengan golongan penurun panas lainnya, tapi jauh lebih aman bagi anak-anak. Pendapat ini dibenarkan oleh dosen Fakultas Farmasi UGM Nurlaila Indarto Msi Apt, yang juga tidak menganjurkan pemberian obat demam yang mengandung ibuprofen bagi anak-anak. Obat dengan kandungan asam asetilsalisilat bisa mengiritasi lambung, sebab sifatnya asam. Akibatnya, bisa menurunkan trombosit sehingga terjadi trombosipeni,


MALARIA

Patofisiologi

Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada malaria terutama berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada endotelium kapiler. Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup (survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum pasti, tetapi mungkin terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan. Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaski leukosit dan fagosit, sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan patofisiologik.

Patofisiologi malaria adalah multifaktorial dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Penghancuran eritrosit. Penghancuran eritrosit ini tidak saja dengan pecahnya eritrosit yang mengandung parasit, tetapi juga oleh fagositosis eritrosit yang mengandung parasit dan yang tidak mengandung parasit, sehingga menyebabkan anemia dan anoksia jaringan. Dengan hemolisis intra vaskular yang berat, dapat terjadi hemoglobinuria (blackwater fever) dan dapat mengakibatkan gagal ginjal.

b. Mediator endotoksin-makrofag. Pada saat skizogoni, eirtosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang sensitif endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator yang berperan dalam perubahan patofisiologi malaria. Endotoksin tidak terdapat pada parasit malaria, mungkin berasal dari rongga saluran cerna. Parasit malaria itu sendiri dapat melepaskan faktor neksoris tumor (TNF). TNF adalah suatu monokin , ditemukan dalam darah hewan dan manusia yang terjangkit parasit malaria. TNF dan sitokin lain yang berhubungan, menimbulkan demam, hipoglimeia dan sindrom penyakit pernafasan pada orang dewasa (ARDS = adult respiratory distress syndrome) dengan sekuestrasi sel neutrofil dalam pembuluh darah paru. TNF dapat juga menghancurkan plasmodium falciparum in vitro dan dapat meningkatkan perlekatan eritrosit yang dihinggapi parasit pada endotelium kapiler. Konsentrasi TNF dalam serum pada anak dengan malaria falciparum akut berhubungan langsung dengan mortalitas, hipoglikemia, hiperparasitemia dan beratnya penyakit.

c. Sekuestrasi eritrosit yang terinfeksi. Eritrosit yang terinfeksi plasmodium falciparum stadium lanjut dapat membentuk tonjolan-tonjolan (knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen malaria dan bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung plasmodium falciparum terhadap endotelium kapiler darah dalam alat dalam, sehingga skizogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam, bukan di sirkulasi perifer. Eritrosit yang terinfeksi, menempel pada endotelium kapiler darah dan membentuk gumpalan (sludge) yang membendung kapiler dalam alam-alat dalam.

Protein dan cairan merembes melalui membran kapiler yang bocor (menjadi permeabel) dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan. Anoksia jaringan yang cukup meluas dapat menyebabkan kematian. Protein kaya histidin P. falciparum ditemukan pada tonjolan-tonjolan tersebut, sekurang-kurangnya ada empat macam protein untuk sitoaherens eritrosit yang terinfeksi plasmodium P. falciparum.

Siklus hidup semua parasit malaria pd manusia adalah sama à mengalami stadium-stadium yg berpindah dari vektor nyamuk ke manusia dan kembali ke nyamuk lagi. Terdiri dari siklus seksual (sporogoni) yg berlangsung pd tubuh nyamuk dan siklus aseksual (Schizogoni) yg berlangsung pd tubuh manusia yakni Siklus aseksual terdiri dari 2 fase: Fase eritrosit (eritrositic schizogoni) dan Fase yg berlangsung didalam parenkim hati (exo-eritrositic schizogoni).
Asexual development  (Schizogony) 30 mins
1.      Exoerythrocytic cycle (5-16 days)
2.     Erythrocytic cycle(48-72 hr.) Schizogony (merozoites) dan gametocytogenesis  (gametocyte)
STADIUM HATI (EXO-ERITROSITIC SCHIZOGONI)
Dimulai ketika nyamuk menggigit manusia dan memasukkan sporozoit
½-1 jam sporozoit tiba di hati
Proses masuknya sporozoit kedalam sel hati dilakukan melalui perlekatan sirkum-sporozoit protein dari sporozoit dgn reseptor heparin sulfat proteoglikan dan suatu glikoprotein yg disebut low density lipoprotein receptor-like protein (LRP) di hepar. Disini selama 5-16 hr (tergantung spesies) sporozoit mengalami reproduksi aseksual disebut sebagai proses skizogoni / proses pemisahan yg akan menghasilkan + 10.000-30.000 parasit anak (merozoit). Merozoit kemudian akan dikeluarkan dari hati dan selanjutnya menginfeksi eritrosit, Setelah masuk kedalam eritrosit, parasit berada dalam membran vakuola parasitophorous dan tampak berbentuk cincin Parasit terus bertambah besar dan bergerak secara amuboid,  Setelah 12-24 jam gerakan melambat, vakuola menghilang dan tampak pigmen hematin yg merupakan sisa penguraian Hb dari eritrosit pd sitoplasma , Parasit kemudian berbentuk sel tunggal yg dinamakan tropozoit, Berikutnya terjadi pembelahan nukleus beberapa kali dan terus berlangsung sampai parasit menjadi matur , Selanjutnya terjadi proses skizogoni dengan pembentukan beberapa merozoit, Keseluruhan siklus aseksual eritrosit ini disebut periodotas skizogoni yg lamanya berbeda-beda utk masing-masing spesies (Lihat tabel).






Karakteristik klinis dari  infeksi plasmodium
Parameter infeksi
Plasmodium vivax
P. ovale
P. malariae
P. falciparum
Periode inkubasi
8-17 hari
10-17 hari
18-40 hari
8-11 hari
Gejala prodromal                                  
Derajat
Ringan-sedang
Ringan
Ringan-sedang
Ringan
Pola awal demam
Ireguler (48 jam)
Reguler (48 jam)
Reguler (72 jam)
Continous remittent (48 jam)
Periodisitas gejala
48 jam
48 jam
72 jam
36-48 jam
Paroksismal awal
Derajat
Sedang-berat
Ringan
Sedang berat
Berat
Durasi rata-rata
10 jam
10 jam
11 jam
16-36 jam
Limitasi parasitemia
Eritrosit muda
Eritrosit muda
Eritrosit tua
Semua jenis eritrosit
Anemia
Ringan-sedang
Ringan
Ringan-sedang
Berat
Keterlibatan SSP
Jarang
Mungkin
Jarang
Sering
Sindroma nefrotik
Mungkin
Jarang
Sering
Jarang